Pasien yang menjalani program rehabilitasi pecandu judi di pkv Pondok Pesantren Nurul Firdaus merupakan kalangan ekonomi menengah ke atas. SEJAK sepuluh tahun terakhir Pondok Pesantren Nurul Firdaus di Desa Kertaharja, Panumbangan, Ciamis, Jawa Barat banyak menerima pasien pencandu judi online. Sebagian besar dari mereka mengalami gangguan jiwa sedang hingga berat akibat rugi puluhan juta sampai miliaran rupiah. Hal itu akan lebih optimal mencegah meluasnya judi online dibandingkan hanya memberikan bantuan sosial yang dikhawatirkan disalahgunakan oleh pelaku untuk modal berjudi. Analisa akibat hukum terhadap sosial media yang menayangkan konten judi online (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
” It’s Sweet Crush”, Jakarta Politician Apparently Caught On-line Gambling In The Parliament
Creator & Chairman ICSF, Ardi Sutedja K mengatakan persoalan judi atau Prohibited online gaming sangat merugikan karena dilaksanakan secara ilegal dengan perputaran uang yang sangat besar. Kemudian pendekatan pendidikan, kata Rakhmat, dilakukan dengan menyosialisasikan bahaya atau dampak judi online dimulai dari anak usia dini. Misalnya dengan memasukan meteri tersebut dalam mata pelajaran atau ekstra kulikuler. Pemimpin Pondok Pesantren Nurul Firdaus, Gumilar menyebut dalam sehari rata-rata lima keluarga atau pendamping pecandu judi datang berkonsultasi.
Berita Terbaru
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), p. 308, 2015.
Web Link Live Streaming Euro 2024 Polandia Vs Austria: Sama-sama Wajib Menang
” Belum ada pihak lain yang peduli untuk membiayai program rehabilitasi judi online ini. Selama ini hanya biaya mandiri,” kata dia. Latar belakang profesi pasien beragam. Mulai dari pengusaha, mahasiswa, dokter hingga anggota Polri dan TNI.
Setidaknya, ada tiga pendekatan yang ditawarkan Rakhmat. Mulai dari pendekatan sosial-budaya, pendidikan, hingga psikologis. N. S. Putra, Judi sepak bola online dikalangan mahasiswa universitas Riau, âEUR Jom Fisip, vol. ” Jadi mitigasinya lebih masif di masyarakat. Sekarang ini kan baru ramai di media pemerintah yang sibuk, dominan, tapi belum melibatkan masyarakat.” Sedangkan pendekatan sosial dan budaya dilakukan dengan melibatkan kelompok-kelompok masyarakat. Mulai dari kelompok karang taruna hingga agama.